Pembelajaran Bahasa Inggris Menjadi Tidak Relevan Diajarkan di Indonesia, Jika? - MGMP Bahasa Inggris Kab. Malang
Kembali ke Berita & Artikel

artikel

Pembelajaran Bahasa Inggris Menjadi Tidak Relevan Diajarkan di Indonesia, Jika?

Dipublikasikan pada 14 June 2025 Oleh: ANGGA AGUS KARIYAWAN
Pembelajaran Bahasa Inggris Menjadi Tidak Relevan Diajarkan di Indonesia, Jika?

Bahasa Inggris sudah lama menjadi mata pelajaran wajib di hampir semua sekolah di Indonesia. Namun, di tengah perkembangan zaman dan perubahan kebutuhan global, ada pertanyaan yang perlu kita jawab: Apakah pembelajaran Bahasa Inggris masih relevan untuk diajarkan di Indonesia? Apakah saatnya kita mempertanyakan cara kita mengajarkan Bahasa Inggris di sekolah? Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa alasan mengapa pembelajaran Bahasa Inggris bisa dianggap tidak relevan di Indonesia, jika beberapa kondisi tertentu tidak berubah.

1. Kurikulum yang Tidak Selaras dengan Kebutuhan Siswa

Salah satu alasan utama mengapa pembelajaran Bahasa Inggris bisa dianggap tidak relevan adalah ketidaksesuaian antara kurikulum yang diajarkan di sekolah dan kebutuhan nyata siswa di dunia kerja maupun kehidupan sehari-hari. Banyak siswa yang merasa materi yang mereka pelajari di sekolah lebih banyak berfokus pada teori dan tata bahasa yang rumit, tanpa adanya konteks penggunaan yang nyata.

Misalnya, banyak siswa yang mahir dalam mempelajari aturan grammar atau kosa kata yang sulit, namun mereka kesulitan untuk berkomunikasi dalam Bahasa Inggris. Padahal, dalam dunia kerja, kemampuan untuk berbicara atau menulis dengan efektif jauh lebih penting daripada menghafal aturan tata bahasa yang kompleks.

Solusi: Kurikulum Bahasa Inggris sebaiknya lebih menekankan pada kemampuan komunikasi praktis. Misalnya, dengan lebih banyak latihan percakapan atau penulisan dalam konteks yang lebih relevan dan bermanfaat bagi siswa.

2. Kurangnya Pembelajaran Praktis

Pernahkah Anda merasa bahwa pelajaran Bahasa Inggris di sekolah terasa sangat formal dan tidak menyentuh kehidupan sehari-hari? Banyak siswa yang merasa bahwa pelajaran Bahasa Inggris di sekolah hanya berfokus pada tes dan ujian, bukan pada bagaimana mereka bisa menggunakan bahasa tersebut dalam percakapan sehari-hari.

Pentingnya komunikasi dalam Bahasa Inggris harus lebih ditekankan dalam kurikulum. Pembelajaran yang lebih kontekstual dan interaktif—misalnya melalui role-play, diskusi, atau presentasi—dapat memberikan pengalaman yang lebih nyata bagi siswa, sehingga mereka merasa bahwa Bahasa Inggris itu berguna, bukan sekadar mata pelajaran yang harus dilalui.

3. Keterbatasan Akses di Daerah Pedesaan

Di beberapa daerah Indonesia, terutama di luar kota besar, akses terhadap guru Bahasa Inggris yang berkualitas masih sangat terbatas. Guru yang memiliki kemampuan mengajar Bahasa Inggris dengan baik, serta materi dan sumber daya pendukung yang memadai, belum tentu dapat dinikmati oleh semua siswa di seluruh pelosok tanah air. Hal ini tentu membuat kualitas pembelajaran Bahasa Inggris di daerah-daerah tertentu jauh di bawah standar yang diharapkan.

Jika kita tidak dapat menyediakan pembelajaran Bahasa Inggris yang memadai di daerah-daerah tersebut, maka relevansi Bahasa Inggris di sekolah-sekolah di daerah tersebut pun menjadi meragukan. Mungkin ada baiknya, pemerintah dan lembaga pendidikan memberikan perhatian lebih pada pemerataan kualitas pendidikan Bahasa Inggris, terutama di daerah pedesaan.

4. Bahasa Asing Lainnya yang Lebih Relevan

Meskipun Bahasa Inggris tetap menjadi bahasa internasional yang penting, saat ini ada juga bahasa asing lain yang semakin relevan di dunia kerja Indonesia. Salah satu contohnya adalah Bahasa Mandarin. Indonesia kini memiliki hubungan ekonomi yang erat dengan China, dan banyak perusahaan besar yang membutuhkan tenaga kerja yang mampu berkomunikasi dalam Bahasa Mandarin.

Apabila pembelajaran Bahasa Inggris tidak disesuaikan dengan dinamika global ini, Bahasa Inggris bisa jadi kehilangan relevansinya, terutama bagi siswa yang lebih tertarik bekerja di bidang-bidang yang membutuhkan penguasaan bahasa asing lain, seperti Bahasa Mandarin.

Solusi: Mengintegrasikan pembelajaran bahasa asing lainnya ke dalam kurikulum bisa menjadi alternatif, namun tetap menjaga keseimbangan antara Bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya.

5. Beban Kurikulum yang Padat

Beban kurikulum yang semakin padat membuat banyak siswa kesulitan untuk mendalami setiap mata pelajaran, termasuk Bahasa Inggris. Dalam banyak kasus, Bahasa Inggris hanya dianggap sebagai pelajaran tambahan yang harus dilalui, tanpa benar-benar mendalami cara menggunakan bahasa tersebut secara aktif. Siswa lebih terfokus pada mata pelajaran yang dianggap lebih penting, seperti Matematika atau Ilmu Pengetahuan Alam, yang langsung berhubungan dengan ujian atau kelulusan.

Solusi: Perlu ada penataan ulang beban kurikulum, dengan menyesuaikan fokus pembelajaran Bahasa Inggris yang tidak hanya berbasis teori, tetapi juga keterampilan praktis yang bisa diaplikasikan sehari-hari.

6. Pengaruh Teknologi dan Pembelajaran Mandiri

Di era digital saat ini, banyak siswa yang lebih memilih untuk belajar Bahasa Inggris secara mandiri melalui aplikasi atau platform online. Aplikasi seperti Duolingo, Babbel, dan berbagai video pembelajaran di YouTube memungkinkan siswa untuk belajar Bahasa Inggris kapan saja dan di mana saja. Pembelajaran mandiri ini seringkali lebih fleksibel dan sesuai dengan kebutuhan mereka, dibandingkan dengan pembelajaran formal di sekolah.

Namun, jika kita tidak mengadaptasi pengajaran Bahasa Inggris di sekolah dengan teknologi dan metode yang lebih modern dan interaktif, maka pembelajaran di sekolah bisa dianggap kurang relevan, bahkan bisa kalah saing dengan pembelajaran mandiri melalui internet.

Solusi: Guru Bahasa Inggris di sekolah perlu memanfaatkan teknologi dalam proses belajar mengajar, seperti menggunakan aplikasi pembelajaran bahasa atau video pembelajaran yang interaktif, untuk membuat pelajaran lebih menarik dan relevan.

Penutup: Menjaga Relevansi Pembelajaran Bahasa Inggris

Meski ada berbagai alasan mengapa pembelajaran Bahasa Inggris bisa dianggap tidak relevan, kita tidak bisa mengabaikan pentingnya penguasaan Bahasa Inggris dalam dunia global saat ini. Untuk itu, kita perlu menyesuaikan cara pengajaran dengan kebutuhan nyata siswa, mengutamakan keterampilan praktis, dan memanfaatkan teknologi. Pembelajaran Bahasa Inggris yang lebih kontekstual, praktis, dan menyenangkan akan memberikan manfaat lebih besar bagi siswa, sehingga mereka dapat menggunakan bahasa tersebut dengan percaya diri di masa depan.

Mari kita bersama-sama merenungkan kembali bagaimana pembelajaran Bahasa Inggris di Indonesia dapat lebih relevan dan memberikan manfaat nyata bagi generasi mendatang. Pendidikan yang berkualitas bukan hanya tentang teori, tetapi juga tentang bagaimana siswa dapat menggunakan pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.


Semoga artikel ini bisa memberikan wawasan baru dan menjadi bahan diskusi yang menarik di forum MGMP Bahasa Inggris SMP Kab Malang! Apa pendapat Anda? tulis di kolom kometar yuk

 
 

Komentar (0)

Anda harus login sebagai anggota untuk bisa memberikan komentar.

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!